“Golput menjadi salah satu pilihan
masyarakat”
Pemilu
adalah proses dimana akan dipilihnya pemimpin pemerintahan ataupun anggota pemerintahan
yang mana di pilih langsung oleh masyarakat sebagai wujud demokrasi. Disini
setiap orang berhak memilih siapa saja yang dianggap pantas sebagai pemimpin
sesuai dengan calon yang ada dan masyarakatpun di wajibkan untuk memilih salah
satu calon yang ada namun dalam kenyataannya tidak semua warga memberikan hak
pilihnya atau dapat di sebut sebagai golput.
Dalam
kaitannya permeasalahan tersebut yaitu golput sebaiknya kita jangan
menyimpulkan secara cepat bahwa orang yang melakukan hal tersebut itu
partisipasi politiknya kurang, sebaiknya kita melihat terlebih dahulu alasan
mengapa banyak masyarakat yang tidak menggunakan hak pilihnya seperti yang
sudah di tetapkan.
Banyak hal
dan alasan yang disampaikan oleh masyarakat yang melakukan golput. Namun dari
beberapa alasan yang ada, semuanya lebih menjurus kepada ketidak percayaan
masyarakat terhadap calon yang ada dan pemimpin yang ada sekarang dan di era
sekarang. Pertanyaannya yang dapat kita tarik adalah mengapa masyarakat tidak
percaya dengan calon atau pemimpin negara atau lembaga negara? Saya selaku penulis analisis ini memprediksi
kenapa terjadi hal semacam itu, itu karena masyarakat melihat banyak masalah
yang terjadi di pemerintahan dan menyangkut pemimpin yang dipilih rakyat
contohnya masalah korupsi. Masyarakat sudah bosan dengan kabar dan kasus –
kasus yang menjerat tokoh pemerintahan terutama masalah korupsi. Masyarakat
menilai pembangunan yang ada sekarang, pengembangan SDM maupun SDA masih angat
kurang bahakan kesejahteraanpun masih jauh dari kata sejahtera namun pemimpin
atau pemegang kekuasaan yang ada malah melakukan korupsi dan memakan uang
rakyat untuk pribadinya, hal ini pula yang membuat geram masyarakat, itu hanya
salah satu contoh masalah yang memicu terjadinya golput. Kenapa terjadi
korupsi? Berdasar analisis saya, korupsi selain terjadi karena moral yang rusak
ada lagi yang memicu hal tersebut yaitu contohnya pencalonan kader kader dengan
cara membayar kepada parpol-parpol yang ada sebagai pendukungnya, pastinya jika
dia menang dalam pencalonan maka setelah dipilih dia akan berusaha
mengembalikan uang yang sudah keluar beserta keuntungan sebagai gajinya, tidak
mungkin orang pingin rugi pastinya pingin untung.
Faktor
lain penyebab terjadinya golput adalah tingkat ekonomi masyarakat. Orang yang
ekonominya rendah kadang kalah lebih mementingkat uang dari pada pemilu dan
partisipasinya karena mereka menganggap buat apa menghadiri pemilu, lebih baik
saya bekerja dan mendapatkan uang untuk makan dari pada saya datang untuk
memilih tidak kerja dan tidak dapat uang lalu pemimpin yang saya pilih juga
tidak memperhatikan saya setelah jadi nanti. Itu adalah salah satu pemikiran
masyarakat ekonomi rendah, namun ternyata orang yang kategorinya ekonomi tinggi
juga ada yang melakukan golput dengan alasan buat apa saya memilih mereka untuk
mensejahterakan saya, karena tanpa merekapun saya sudah sejahtera. Itu salah
satu pemikiran orang ekonomi yang tinggi karena tidak mau repot repot memilih.
Faktor
lain lagi penyebab golput adalah karena masyarakat kurang sosialisasi.
Masyarakat tidak mengenal calon calon yang ada bahkan yang lebih parahnya
adalah ada masyarakat yang tidak tahu bahwa adanya pemilu, itu sangat riskan
sekali bahwa ternyata pemilu di indonesia adalah formalitas belaka namun dalam
pelaksanaannya masih banyak kekurangan di sana- sini. Apakah dengan adanya hal
semacam ini masih pantaskah indonesia sebagai kiblat demokarasi.
Dari
berbagai faktor di atas adalah hanya sebagian analisi saya dan survei yang saya
lakukan di lingkungan masyarakat yang saya tahu. Pastinya setiap orang
mempunyai analisis dan pendapat sendiri jadi analisis di atas tidak bersifat
pasti namun dapat berubah disetiap waktunya dan tergantung si penganalisis.
Jadi saya selaku penulis berharap pembaca bisa lebih seksama dalam menanggapi
analisis atau bacaan di atas.
No comments:
Post a Comment