TEORI BUDAYA POLITIK DAN SOSIALISASI POLITIK
Terori ini digunakan untuk menjelaskan orientasi budaya individu atau kelompok berkaitan dengan proses sosialisasinya. Budaya politik dimaknai sebagai sikap, nilai, informasi dan kecakapan yang dimiliki seseorang, yang kemudian membentuk orientasi terhadap proses dan sistem politik. Dengan kata lain, budaya politik menentukan partisipasi seseorang dalam kaitannya dengan proses politik. Almond menjelaskan berbagai pola orientasi politik yang dikaitan dengan tinggi rendahnya tingkat partisipasi politik warga negara yang diidentifikasikan dalam tiga pola , yaitu partisipan, subjek dan parokial.
Warga negara yang berbudaya partisipan adalah warga negara yang memiliki tingkat pengetahuan poliyik dan tingkat partisipasi politik yang memiliki tingkat pengetahuan politik dan tingkat partisipasi politik yang tinggi, serta senantiasa terlibat aktif dalam proses pengambilan keputusan politik atau mempengaruhi proses pengambilan keputusan politik. Sebaliknya, mereka yang memiliki pengetahuan cukup dan kadang -kadang turut serta dalam aktivitas politik meskipun tidak menentukan proses politik disebut masyarakat berbudaya subjek. sementara itu, masyarakat yang tidak aktif dalam politik ataupun keterlibatannya di dalam politik hanya lima tahun sekali, karena memiliki tingkat pengetahuan politik yang rendah disebut sebagai masyarakat berbudaya parokial.
Budaya politik dan sosialisasi politik merupakan pendekatan yang cukup akhir dalam ilmu politik.
Budaya politik berarti kecenderungan berperilaku individu terhadap sistem politik yang berlaku dalam suatu negara. Dalam pendekatan budaya politik, individu merupakan subjek kajian yang utama dan bersifat penelitian,
Sementara sosialisasi politik merupakan instrumen yang berupaya melestarikan sebuah sistem politik. Melalui serangkaian mekanisme dalam sosialisasi politik , individu dari generasi selanjutnya dididik untuk memehami definisi, cara , dan tujuan sistem politik yang berlangsung dalam suatu negara.
Terori ini digunakan untuk menjelaskan orientasi budaya individu atau kelompok berkaitan dengan proses sosialisasinya. Budaya politik dimaknai sebagai sikap, nilai, informasi dan kecakapan yang dimiliki seseorang, yang kemudian membentuk orientasi terhadap proses dan sistem politik. Dengan kata lain, budaya politik menentukan partisipasi seseorang dalam kaitannya dengan proses politik. Almond menjelaskan berbagai pola orientasi politik yang dikaitan dengan tinggi rendahnya tingkat partisipasi politik warga negara yang diidentifikasikan dalam tiga pola , yaitu partisipan, subjek dan parokial.
Warga negara yang berbudaya partisipan adalah warga negara yang memiliki tingkat pengetahuan poliyik dan tingkat partisipasi politik yang memiliki tingkat pengetahuan politik dan tingkat partisipasi politik yang tinggi, serta senantiasa terlibat aktif dalam proses pengambilan keputusan politik atau mempengaruhi proses pengambilan keputusan politik. Sebaliknya, mereka yang memiliki pengetahuan cukup dan kadang -kadang turut serta dalam aktivitas politik meskipun tidak menentukan proses politik disebut masyarakat berbudaya subjek. sementara itu, masyarakat yang tidak aktif dalam politik ataupun keterlibatannya di dalam politik hanya lima tahun sekali, karena memiliki tingkat pengetahuan politik yang rendah disebut sebagai masyarakat berbudaya parokial.
Budaya politik dan sosialisasi politik merupakan pendekatan yang cukup akhir dalam ilmu politik.
Budaya politik berarti kecenderungan berperilaku individu terhadap sistem politik yang berlaku dalam suatu negara. Dalam pendekatan budaya politik, individu merupakan subjek kajian yang utama dan bersifat penelitian,
Sementara sosialisasi politik merupakan instrumen yang berupaya melestarikan sebuah sistem politik. Melalui serangkaian mekanisme dalam sosialisasi politik , individu dari generasi selanjutnya dididik untuk memehami definisi, cara , dan tujuan sistem politik yang berlangsung dalam suatu negara.
No comments:
Post a Comment